Informasi: Kelor adalah tanaman yang bisa tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun, dan tahan kondisi panas ekstrim. Tanaman ini berasal dari daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan. Tanaman ini umum digunakan untuk menjadi pangan dan obat di Indonesia. Biji kelor juga digunakan sebagai penjernih air skala kecil.
Sementara itu, Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada menyebutkan kelor mengandung kombinasi senyawa yang unik, yaitu isotiosianat dan glukosinolat. Isotiosianat (ITC), zat yang juga terdapat dalam berbagai tanaman, memiliki potensi sebagai agen kemopreventif. Secara in vivo, isotiosianat telah menunjukkan aktivitas sebagai agen antikanker.
Efektivitas tanaman ini sebagai agen antikanker juga terbukti dari beberapa publikasi penelitian yang menyatakan bahwa benzyl isothiosianat (BITC) secara in vitro mampu menginduksi apoptosis terhadap sel kanker ovarium. Penelitian yang dilakukan Chinmoy K Bose itu, dipublikasikan pada 2007 dengan judul “Possible role of Moringa Oleifera L. Root in Epithelial Ovarian Cancer”.
Peneliti lain, R Bharali dan tim, seperti ditulis Kholid Alfan Nur dan Sarmoko dari CCRC, melaporkan bahwa ekstrak etanolik dari kelor berpotensi sebagai agen kemoprefentif terhadap karsinogenesis yang disebabkan oleh bahan kimia.
Dr A Seno Sastroamidjojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia, menyebutkan daun kelor berkhasiat sebagai obat kurap dan bahkan obat herpes dengan cara mencampurnya dengan kapur. Air rebusan akar kelor punya khasiat obat sebagai obat rheumatik.
Demikian besar khasiatnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung 7 x vitamin C pada jeruk, 4 x calcium pada susu, 4 x vitamin A pada wortel, 2 x protein pada susu, dan 3 x potasium pada pisang.
WHO, menurut Wikipedia, juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia.
Deskripsi: Penelitian terhadap manfaat tanaman mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jerman, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan. Di kawasan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi.
Periset dari Anna Technology University, Tamilnadu, India, C Senthil Kumar, membuktikan bahwa daun kelor memang berkhasiat sebagai hepatoprotektor alias pelindung hati. Menurut dokter sekaligus herbalis di Yogyakarta, dr Sidi Aritjahja, kelor mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan masalah pencernaan, misalnya luka usus dan luka lambung. “Bagian apa pun yang dipakai aman asal memperhatikan caranya,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Minumlah rebusan daun kelor selagi air hangat. Sebab, efek antioksidan masih kuat dalam keadaan hangat.
Kandungan:
Kelor kaya memiliki kandungan nutrisi dan senyawa yang dibutuhkan tubuh. Kelor mengandung: Antioksidan Vitamin Asam Amino Esensial Anti-inflammatory Kandungan Senyawa lainnya Akan tetapi, budidaya, pengolahan dan penyajian kelor juga harus tepat agar nutrisi kelor dapat tetap ada.
Khasiat:
Jika semula hanya dikenal sebagai tanaman penahan longsor dan bahan sayur untuk daun dan buahnya, belakangan kelor naik pangkat. Para ahli meneliti khasiat kandungannya sebagai pelindung hati (hepatoprotektor) dan obat kanker.
Bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk mengkonsumsi daun kelor. Perbandingan gram, daun kelor mengandung: 7 x vitamin C pada jeruk 4 x kalsium pada susu 4 x vitamin A pada wortel 2 x protein pada susu 3 x potasium pada pisang
Organisasi ini juga menobatkan kelor sebagai pohon ajaib setelah melakukan studi dan menemukan bahwa tumbuhan ini berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun ini di negara-negara termiskin di dunia. Pohon kelor memang tersebar luas di padang-padang Afrika, Amerika Latin, dan Asia. National Institute of Health (NIH) pada 21 Maret 2008 mengatakan, bahwa pohon kelor “Telah digunakan sebagai obat oleh berbagai kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit. Tradisi pengobatan ayurveda India kuno menunjukkan bahwa 300 jenis penyakit dapat diobati dengan daun moringa oleifera.
Dari hasil analisis kandungan nutrisi dapat diketahui bahwa daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya.
Selain itu, daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak).
Efek samping:
Selain memiliki manfaat, kelor juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Menurunkan tekanan darah
Memperlambat detak jantung
Hipoglikemia atau gula darah rendah
Diare
Kerusakan hati dan ginjal
Bahaya bagi kandungan
Reaksi alergi
Efek samping di atas sangat jarang terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat Anda memang memiliki alergi atau kondisi lain yang tidak disarankan untuk mengonsumsi tanaman ini. Pada dasarnya, konsumsi daun kelor relatif aman. Namun, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi bagian lain seperti bunga, kulit pohon, hingga akarnya.
Resep: 100g daun kelor 1buah jagung manis, pipil 1buah labu siam, potong dadu 2siung bawang putih, iris 4butir bawang merah, iris 1lembar daun salam 700ml air, untuk merebus 2sdt kaldu ayam bubuk
Cara membuat: Didihkan air, masukkan bawang putih, bawang merah, dan daun salam. Masukkan labu siam, masak hingga setengah matang. Masukkan jagung pipil, aduk. Masak hingga jagung hampir matang. Masukkan daun kelor, Royco Kaldu Ayam, aduk. Sajikan.
Praktis, kan? Selain menggunakan sayuran pendamping seperti labu siam dan jagung manis, kamu juga bisa menambahkan irisan bakso ikan, bakso sapi, tomat, atau wortel sebagai penambah rasa. Hadirkan sayur bening daun kelor sebagai hidangan baru kesukaan keluarga!
Every year, 6 billion newly hatched male chicks are “killed" for not laying eggs and failing to gain weight rapidly. In order to stop this “killing", the Netherlands, the United States, Israel and other countries have developed new technologies to find out the sex of chickens before the eggs hatch, ending this useless killing of chickens every year. However, this is also the same as in southern China. Including Hong Kong people’s eating habits of chickens. It is generally believed that the meat of chickens (that is, females) is more tender than that of male chickens, which leads consumers to choose only “chicken items". The egg industry kills more than billions of newborn roosters every year. To support the balanced development of the industry and respect life, every time a consumer buys a Jiamei chicken item, we match a male chicken (Jiamei Young Master Chicken) to sell it to consumers at a preferential price, and take actions to improve the treatment of animals in chicken farms and balance gender differences. Change the industry’s bad habit of “do not want to be public", and let consumers know that valuing life is the most important thing.
Although foreign countries actually have new identification technology, they can identify the gender of eggs when they are fertilized, and avoid sacrificing their lives by hatching first and then killing them. However, there is no relevant technical support in Hong Kong. We encourage consumers to buy Jiamei Young Master Chicken to reduce the risk of In Hong Kong, at least 1,200,000 male chicks are slaughtered every year because chicken farmers abandon their breeding.
When the Young Master Chicken was introduced to the market, the male gonads were immature and the combs were not yet grown. Therefore, its male hormone and estrogen content is low, so it is called young master chicken, and there is a saying that eating too much estrogen can cause cancer. Rooster meat is hot and dry, and it is not advisable to eat more. Eating more is easy to generate heat and wind. The reduction of androgen can reduce this adverse effect.